Profil Desa Granting

Ketahui informasi secara rinci Desa Granting mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Granting

Tentang Kami

Desa Granting di Jogonalan, Klaten, merupakan desa agraris yang menjadi salah satu pilar utama lumbung pangan di wilayahnya. Dengan fondasi pertanian yang kokoh dan komunitas yang solid, desa ini berperan sebagai kawasan penyangga yang subur dan tenang.

  • Fondasi Agraris yang Kokoh

    Identitas dan perekonomian Desa Granting secara fundamental ditopang oleh sektor pertanian padi yang sangat produktif, didukung oleh lahan subur dan sistem irigasi yang andal.

  • Kawasan Penyangga Sejarah

    Berlokasi di dekat situs-situs purbakala penting, Granting berfungsi sebagai lanskap agraris dan pemukiman yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kawasan bersejarah Jogonalan.

  • Komunitas yang Resilien

    Kekuatan utama desa ini terletak pada tatanan sosial masyarakatnya yang komunal dan solid, dengan fokus pembangunan yang berorientasi pada peningkatan infrastruktur pertanian dan kesejahteraan warga.

XM Broker

Di tengah Kecamatan Jogonalan yang kaya akan peninggalan sejarah dan kerajinan budaya, Desa Granting memantapkan dirinya sebagai fondasi yang esensial namun sering kali luput dari perhatian: sebuah lumbung pangan yang subur. Desa ini merupakan representasi otentik dari kehidupan agraris di tanah Jawa, di mana ritme kehidupan ditentukan oleh siklus tanam dan panen. Berbeda dengan desa-desa tetangganya yang memiliki ikon pariwisata, kekuatan utama Granting terletak pada hamparan sawahnya yang produktif dan ketangguhan komunitas petaninya. Desa ini memainkan peran krusial sebagai zona penyangga yang tenang, menyediakan stabilitas ekonomi dan ketahanan pangan bagi kawasan yang lebih luas. Profil Desa Granting ialah sebuah potret tentang pentingnya sektor pertanian sebagai tulang punggung peradaban, sebuah narasi tentang desa yang membangun kemakmurannya dari olah tanah dan kerja keras kolektif.

Geografi dan Lanskap Lumbung Padi

Desa Granting secara geografis terletak di dataran rendah yang subur di Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayah desa ini tercatat seluas 151,9 hektare atau sekitar 1,52 kilometer persegi. Topografi yang datar dan didukung oleh jaringan irigasi teknis yang ekstensif menjadikan hampir seluruh wilayahnya sebagai lahan pertanian basah yang ideal untuk budidaya padi. Lanskap desa ini secara visual didominasi oleh petak-petak sawah yang teratur, menciptakan pemandangan hijau yang menyejukkan dan menegaskan fungsinya sebagai salah satu pusat produksi beras di Jogonalan.Secara administratif, Desa Granting memiliki posisi strategis yang berbatasan langsung dengan beberapa desa penting lainnya. Di sebelah utara, wilayahnya berbatasan dengan Desa Gondangan. Di sisi timur, desa ini bersebelahan dengan Desa Sumyang. Sementara itu, batas selatan Desa Granting ialah Desa Joton dan di sebelah barat berbatasan langsung dengan Desa Pakahan, lokasi di mana Candi Gana berada. Kedekatannya dengan situs purbakala ini menempatkan Granting dalam sebuah konteks lanskap budaya dan sejarah yang kaya.Berdasarkan data kependudukan per Oktober 2025, Desa Granting dihuni oleh sekitar 3.100 jiwa. Dengan luas wilayah yang ada, maka tingkat kepadatan penduduknya mencapai angka 2.039 jiwa per kilometer persegi. Mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian, sebuah fakta demografis yang menggarisbawahi betapa vitalnya pertanian bagi struktur sosial dan ekonomi desa ini.

Menelusuri Makna Nama dan Jejak Sejarah

Meskipun tidak memiliki situs candi di dalam batas wilayahnya, sejarah Desa Granting tidak dapat dipisahkan dari jejak peradaban besar yang pernah berkembang di dataran Jogonalan. Keberadaan desa ini diyakini sudah sangat tua, setidaknya sezaman dengan masa pembangunan candi-candi di sekitarnya pada era Mataram Kuno. Lahan pertanian yang subur di Granting kemungkinan besar merupakan bagian dari sistem agraris yang menopang kehidupan masyarakat dan pembangunan candi-candi megah pada masa itu. Sawah-sawah di Granting hari ini, sejatinya, ialah warisan dari sistem pertanian canggih yang telah dikembangkan sejak lebih dari seribu tahun yang lalu.Asal-usul nama "Granting" sendiri menjadi subjek cerita tutur di kalangan masyarakat. Salah satu versi yang paling populer mengaitkan nama ini dengan sejenis tanaman bambu kecil atau pring granting, yang pada masa lalu mungkin banyak tumbuh di wilayah ini. Tanaman ini dikenal memiliki sifat yang lentur namun kuat, sebuah filosofi yang mungkin dianggap mewakili karakter masyarakatnya yang resilien dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Meskipun sederhana, jejak nama ini memberikan dimensi budaya pada identitas desa yang erat kaitannya dengan alam sekitar.

Perekonomian Desa: Pilar Pertanian dan Usaha Mikro

Fondasi perekonomian Desa Granting berdiri kokoh di atas pilar pertanian. Sektor ini bukan hanya menjadi sumber pendapatan utama, tetapi juga menjadi pusat dari seluruh aktivitas ekonomi turunan di desa. Dengan kemampuan panen padi hingga tiga kali setahun, para petani di Granting memberikan kontribusi signifikan terhadap surplus beras di Kabupaten Klaten. Keberhasilan ini didukung oleh kerja keras para petani, peran aktif kelompok-kelompok tani dalam mengelola sumber daya, serta dukungan pemerintah dalam menjaga kualitas infrastruktur irigasi.Selain padi sebagai komoditas utama, sebagian warga juga mengembangkan usaha pertanian lain dalam skala yang lebih kecil, seperti menanam palawija di musim kemarau atau beternak unggas dan ikan di pekarangan rumah. Aktivitas ini menjadi sumber pendapatan tambahan yang penting bagi ketahanan ekonomi keluarga.Di luar sektor pertanian, perekonomian desa juga didukung oleh keberadaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Berbeda dengan desa wisata, UMKM di Granting lebih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat lokal. Warung kelontong, kios makanan sederhana, jasa perbengkelan, dan usaha penjahitan merupakan contoh-contoh kegiatan ekonomi yang tumbuh secara organik untuk melayani komunitasnya sendiri. Model ekonomi yang berfokus pada kebutuhan internal ini menciptakan sebuah sistem yang mandiri dan tidak terlalu bergantung pada faktor-faktor eksternal seperti fluktuasi jumlah wisatawan.

Kehidupan Sosial dan Tata Kelola Berorientasi Komunitas

Tatanan sosial masyarakat Desa Granting bercirikan sifat komunal yang kuat, sebuah warisan dari budaya agraris yang mengedepankan kerja sama dan gotong royong. Tradisi seperti kerja bakti membersihkan saluran irigasi atau memperbaiki jalan desa masih rutin dilaksanakan dan menjadi perekat sosial antarwarga. Kegiatan keagamaan dan adat juga memegang peranan penting dalam menjaga harmoni dan solidaritas di tengah masyarakat.Fokus Pemerintah Desa Granting, yang terdiri dari Kepala Desa dan jajaran perangkatnya, selaras dengan karakteristik masyarakatnya. Prioritas utama pembangunan desa diarahkan pada sektor-sektor yang menyentuh langsung hajat hidup orang banyak, terutama pertanian dan infrastruktur dasar. Program-program pemerintah desa lebih banyak berfokus pada perbaikan dan pemeliharaan jalan usaha tani, optimalisasi jaringan irigasi, serta penyediaan layanan publik yang berkualitas bagi warga.Lembaga-lembaga kemasyarakatan seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan Karang Taruna juga aktif berperan dalam dinamika desa. Mereka menjadi mitra pemerintah desa dalam merencanakan dan melaksanakan berbagai program pembangunan, mulai dari kegiatan pemberdayaan ekonomi hingga acara-acara sosial dan budaya. Orientasi pembangunan yang bertumpu pada kebutuhan riil komunitas inilah yang menjadi kunci stabilitas dan kemajuan Desa Granting.